Kita mungkin sering melihat banyak orang memakai perhiasan, misalnya cincin untuk hiasan jari. Di dalamnya terdapat batu-batuan yang terlihat begitu mengkilap. Batu-batu ini memiliki bentuk dan warna yang sangat indah. Karena keindahannya itu, batu-batu ini kerap disebut sebagai batu mulia. Tapi ada juga yang menyebutnya batu permata.
Sudah sejak lama manusia mengenal keindahan batu permata. Konon setiap orang yang mengenakan batu mulia akan terlihat cantik. Bagi sebagian orang, memiliki batu mulia bisa menunjukkan tingkat sosial yang tinggi. Bahkan sebagian lagi mempercayai bahwa batu mulia bisa membawa keberuntungan bagi yang menggunakannya. Lalu apa sih sebenarnya batu mulia itu?
Mengenal Batu Mulia
Batu mulia biasa disebut juga batu permata.
Jenis batu ini kalau ditelaah sebenarnya merupakan campuran dari unsur-unsur
mineral. Mineral sendiri adalah suatu zat yang terdapat dalam alam
dengan komposisi kimia yang khas. Zat ini mempunyai struktur kristal yang jelas
dan bentuknya bermacam-macam, seperti lempeng, tiang, limas, dan kubus.
Ada juga beberapa batu mulia yang unsur penyusunnya bukan mineral. Batu ini terbentuk dari bahan organik yang sudah mengeras ribuan atau jutaan tahun. Misalnya batu jenis Lapis-Lazuli dan Amber. Meski demikian, batu-batu tersebut tetap digolongkan dalam jenis batu mulia.
Dalam khasanah batu mulia, jenis batu mulia dibedakan
menjadi dua, yaitu batu permata mulia/premium (precious stone) dan batu
permata setengah mulia (semi precious stone). Batu permata premium
termasuk kelompok batu berkualitas tinggi. Di lapisan tertinggi ini termasuk
antara lain berlian, ruby, safir, zamrud, dan mata kucing. Sementara di lapisan
bawahnya ada giok, amitis (kecubung), topaz, pirus, jaspis, dan akik.
Selain jenisnya yang bervariasi, warna batu mulia juga
sangat beragam. Ada yang berwarna merah, kuning, hijau, biru, atau putih. Kalau
dahulu batu mulia hanya terkenal karena digunakan untuk cincin, kini aneka
perhiasan banyak yang menambahkannya dengan batu-batu mulia. Misalnya gelang,
kalung, anting, bros, pin, atau bahkan tasbih. Untuk menambah keindahannya,
batu mulia tersebut didesain dan digabungkan dengan emas atau emas putih.
Kebanyakan batu mulia memiliki sifat yang keras. Batu-batu tersebut dikelompokkan berdasarkan kekerasannya yang dikenal dengan skala Mohs dari 1 sampai 10. Tingkat kekerasan di sini berdasar pada tekanan karena goresan dalam satu sistem nilai skala Mohs. Jadi bukan terhadap benturan dengan benda lainnya (palu misalnya).
Masing-masing mineral tersebut dapat menggores mineral lain
yang bernomor lebih kecil. Ia juga dapat digores oleh mineral lain yang
bernomor lebih besar. Kristal atau mineral yang mempunyai kekerasan <7
tergolong rapuh. Mineral ini jika digosokkan pada lapisan porselin yang kasar,
biasanya meninggalkan suatu goresan tertentu di tempat penggosokan tersebut.
Namun warna hasil penggosokan seringkali berwarna lain dari warna mineral itu
sendiri.
Batu mulia dinilai sangat berharga karena karakter fisiknya yang indah. Jumlah batu mulia yang langka turut menentukan nilai jual yang cukup tinggi. Hal lainnya yang juga menentukan nilai sebuah batu mulia adalah warna, kejernihan, irisan/potongan, dan berat karatnya.
Berlian
Berlian termasuk batu mulia yang paling dicari. Dengan
kejernihan dan keindahannya, berlian dianggap sebagai batu mulia terbaik
dibanding batu jenis lainnya. Banyak orang memakai berlian sebagai perhiasan
ataupun azimat. Di samping itu, banyak juga orang yang hanya menyimpannya
karena kagum akan warna dan keindahannya.
Berlian (diamond) dalam bahasa Yunani berarti “tak tertaklukkan”. Berlian menjadi satu-satunya batu mulia yang terbuat dari satu elemen, yaitu koolstof (carbon) atau zat arang. Zat ini terdapat pada tumbuh-tumbuhan, makhluk hidup, serta berbagai macam batuan yang dibentuk oleh alam dalam kondisi temperatur dan tekanan bumi yang sangat tinggi.
Berlian sering disebut juga batu intan. Tapi
sebenarnya kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Intan pada dasarnya
adalah bahan dasar dari berlian, maksudnya sebelum digosok menjadi bentuk tertentu.
Sementara berlian adalah intan yang sudah digosok. Konon istilah berlian
berasal dari kata “brilliant” yang artinya cemerlang.
Di antara berbagai jenis batu mulia, berlian memang yang paling mahal dan paling tinggi nilainya. Batu mulia ini merupakan batu yang paling keras. Nilai kekerasan berlian adalah 10 dalam daftar keras Mohs, dan berat jenisnya 3,5 sampai 3,52. Tidak hanya paling keras, berlian juga mempunyai cahaya paling terang karena mempunyai kristal kubus. Terdapat sembilan unsur kristal yang dihasilkan oleh berlian. Hal inilah yang menyebabkan pantulan-pantulan sinar yang masuk ke dalam ruang berlian tidak dibiaskan ke satu arah. Sinar tersebut dibiaskan ke sembilan bangun ruang kristal, sehingga membuat berlian menjadi berkilau.
Berlian memiliki warna yang beraneka ragam. Pada umumnya, warna berlian rata-rata putih kekuningan, kebiru-biruan, sampai mendekati kecokelatan. Pada kasus berlian hitam atau “black diamond”, sesungguhnya tidak benar-benar berwarna hitam. Warna yang gelap ini sebenarnya berasal dari kumpulan warna, yang membuat penampilan berlian hitam terlihat elegan.
Di dalam berlian terdapat unsur karbon. Saat unsur karbon bergabung dengan unsur nitrogen, kristalisasi berlian berlangsung dan membentuk berlian berwarna semu kuning. Jika makin banyak unsur nitrogen, maka warna berlian akan semakin kuning. Pada berlian yang sangat putih/bening, maka tidak ditemukan unsur nitrogen sama sekali.
Ruby
Ruby termasuk batu yang sangat indah dan salah satu yang
paling berharga dari kelompok batu mulia. Masyarakat Indonesia biasa
menyebutnya dengan nama Batu Merah Delima. Tampilannya yang begitu
mempesona membuat batu ini dijuluki sebagai rajanya batu permata.
Ruby atau Rubi atau Rubin adalah batu permata berwarna merah, yang dapat bervariasi antara merah muda hingga merah darah. Nama ruby diambil dari bahasa Latin “ruber” yang artinya merah. Sementara dalam istilah Sansekerta, ruby disebut “ratnaraj” atau raja permata (King of Gemstone).
Ruby dikenal juga sebagai korundum berwarna merah. Korundum
adalah kristal aluminium oksida dan merupakan salah satu mineral pembentuk
batuan. Secara alami mineral ini bersifat jernih, tapi dapat juga memiliki
warna yang berbeda dengan adanya zat pengotor. Jenis batu yang transparan
digunakan sebagai permata, yang disebut ruby jika berwarna merah, dan safir
jika berwarna selain merah.
Korundum terbentuk jauh di dalam perut bumi. Ia terlihat hanya serupa kerikil, bukan seperti batu besar. Jika dipegang terasa mantap, padat, dan berisi. Kekerasannya mencapai 9 pada skala Mohs. Berat jenisnya mendekati angka 4. Artinya seperempat gelas berisi korundum korundum beratnya setara dengan segelas penuh air pada suhu 4 derajat Celcius. Korundum juga cukup tahan banting dan tidak rapuh seperti kapur tulis.
Korundum aslinya tidak berwarna. Adanya tambahan unsur lain
membuatnya terlihat merona merah atau menjadi lebam membiru, dan sebagainya. Unsur
pewarnaan seperti Kromium (Cr), Ferrium (Fe), Titanium (Ti), dan Nikel (Ni)
telah menjadikannya demikian. Korundum putih yang tercampur unsur pewarna
tersebut akan berubah menjadi korundum berwarna.
Bersama berlian, ruby menjadi batu yang paling dicari dan dipercaya dapat membawa keberuntungan bagi pemakainya. Orang-orang menyukai ruby karena warna merahnya. Warna merah dianggap sebagai lambang cinta dan semangat yang menyala-nyala dan tak kenal padam.
Safir
Sebenarnya batu safir dan batu ruby itu ternyata “bersaudara”.
Keduanya sama-sama terbuat dari aluminium oksida, dan merupakan batuan mineral
yang dikenal sebagai korundum. Hanya saja ruby berwarna merah, sedangkan safir
merupakan batuan korundum yang memiliki warna selain merah.
Istilah safir (sapphire) berasal dari bahasa Yunani “sappheiros”,
yang artinya biru. Safir sendiri memang dikenal sebagai raja batu permata yang
berwarna biru. Bahkan pada masa lalu, bangsa Persia mengidentikkan bumi ini
sebagai “safir raksasa”.
Safir adalah bentuk kristal tunggal aluminium oksida, yaitu suatu mineral yang dikenal sebagai korundum. Tapi tidak semua batuan dari korundum dikelompokkan sebagai safir. Kelompok korundum termasuk aluminium murni. Sejumlah kecil unsur lain seperti besi, titanium, dan kromium, meemberikan warna biru, kuning, merah muda, ungu, jingga, dan kehijauan terhadap safir. Misalnya adanya campuran kromium menghasilkan safir berwarna merah muda. Sementara adanya campuran besi menghasilkan safir berwarna kuning dan hijau.
Semua variasi kualitas mineral korundum termasuk ke dalam
safir, kecuali yang memiliki warna merah penuh. Karena korundum berwarna merah
lebih dikenal sebagai ruby. Oleh karena itu, kita tidak menyebutnya sebagai “safir
merah”, tetapi ruby. Jadi secara tidak langsung bisa dikatakan safir dan ruby
itu “bersaudara”.
Seperti halnya ruby, safir juga memiliki tingkat kekerasan 9 dalam skala Mohs. Indeks biasnya antara 1,776 – 1,774, dengan berat jenis 3,47 – 3,55. Sistem kristalnya adalah heksagonal. Banyak batu safir ditemukan dengan ukuran sampai 2 karat, meski tak jarang pula batu safir ditemukan dengan ukuran 5 sampai 15 karat.
Safir dapat ditemukan secara alami sebagai batu permata atau
yang telah diolah. Saat ini kebanyakan safir yang diperjualbelikan memiliki
warna yang tidak murni. Dalam arti warna tersebut diperoleh dengan cara
memanaskan safir. Dengan cara ini, safir yang warnanya kurang mencolok dapat
diubah menjadi safir indah berwarna biru, kuning, atau yang lainnya.
Safir banyak dipakai sebagai bahan untuk perhiasan. Batu ini begitu populer terutama dipakai pada cincin pernikahan. Ia juga dapat terlihat indah saat ditambahkan pada gelang, kalung, anting, pin, dan bros. Karena sifatnya yang keras, safir sangat berguna untuk berbagai keperluan, seperti komponen optik inframerah, permukaan jam, dan jendela yang kuat.
Zamrud
Indonesia dikenal sebagai zamrud khatulistiwa. Alasannya karena
pesona alam negeri ini begitu indah, seindah batu zamrud. Sebagai batu mulia,
zamrud merupakan salah satu batu yang paling anggun dan mempesona. Warna hijaunya
melambangkan kehidupan dan kebahagiaan. Meski demikian, ada juga zamrud yang
memiliki warna selain hijau.
Zamrud dalam bahasa Inggris disebut juga emerald. Istilah emerald berasal dari bahasa Yunani “smaragdos” dan bahasa Perancis “esmeralde” yang artinya batu permata hijau. Suku Inca dan Aztec di Benua Amerika menganggap zamrud sebagai batu suci. Bahkan Ratu Mesir, Cleopatra, kabarnya sangat menyukai batu zamrud dan selalu memakainya sebagai perhiasan. Bangsa Mesir Kuno percaya bahwa zamrud merupakan simbol kesejukan dan awet muda.
Zamrud sering dianggap sebagai batu permata kelas 2. Meski
demikian, ia tetap saja banyak dicari penggemarnya. Harganya akan sangat mahal
ketika potongannya oktagonal ataupun berbentuk hati. Salah satu zamrud terbesar
di dunia adalah Zamrud Mogul (Mogul Emerald). Batu ini sangat
disukai Shah Jahan, raja yang membangun Taj Mahal. Zamrud Mogul memiliki
berat 217,8 karat dan tingginya 10 cm.
Zamrud umumnya berwarna hijau sampai hijau tua. Batu ini termasuk mineral silikat beril (mengandung beryllium) dan warna hijaunya disebabkan oleh campuran unsur kromium. Kemudian adanya vanadium dan besi yang menyertai kromium, menyebabkan ragam zona pada warna hijau tersebut. Sebagai mineral dari jenis beril, zamrud ini sebenarnya ada juga yang berwarna biru, kuning, dan merah. Tapi warna hijaulah yang paling banyak diminati.
Kekerasan zamrud termasuk rapuh, yaitu 7,5 dalam skala Mohs.
Dengan demikian zamrud tergolong batu yang mudah pecah. Indeks bias batu zamrud
yaitu 2,67 – 2,78. Batu zamrud sangat berbeda dengan batu mulia lainnya, selain
tahan panas juga tidak mudah berubah warna.
Giok
Saat mendengar nama batu giok, kita mungkin akan langsung
menghubungkannya dengan bangsa China. Ya, batu ini memang begitu populer di
negeri China. Sebagian orang bahkan menyebut giok sebagai “Batu China”. Namun
tidak hanya di China, batu giok juga dikenal di banyak negara.
Giok termasuk salah satu batu permata yang paling tua. Sekitar
7.000 tahun lalu, manusia sudah mengenal batuan ini. Pada masa prasejarah, batu
giok lebih sering dimanfaatkan untuk dibuat peralatan dan senjata sederhana.
Kemudian sekitar 3.000 tahun sebelum Masehi, giok mulai dikenal di China.
Mereka menamai batu giok dengan nama “Yu”.
Pada abad ke-19, ahli mineral dan ahli batu permata mulai
membedakan giok ke dalam dua jenis. Hal ini terutama ketika pada 1863 ditemukan
giok dari Amerika dan Myanmar. Karakteristik giok tersebut berbeda dengan giok
dari Asia Tengah, termasuk China. Giok dari Amerika dan Myanmar diberi nama Jadeite,
sedangkan giok dari Asia Tengah diberi nama Nephrite.
Nephrite dikenal juga dengan sebutan “batu hijau”. Batu ini memiliki sifat paling lembut, paling tua, dan paling umum dari jenis giok. Nephrite terdiri dari unsur magnesium, kalsium, dan besi, sehingga warnanya cukup bervariasi, mulai dari hijau sedang sampai hijau gelap. Ia juga sering ditemukan dalam warna lain seperti putih, cokelat, abu-abu, dan kuning. Nephrite memiliki tingkat kekerasan 6,5 skala Mohs.
Jenis giok yang kedua yaitu Jadeite. Batu ini terdiri dari
unsur sodium dan aluminium. Jadeite lebih keras dibanding nephrite. Nilai
kekerasannya 7 dalam skala Mohs. Warna hijau pada jadeite lebih terang
dibanding nephrite. Jadeite juga ditemukan dalam warna lain seperti hitam,
biru, merah muda, ungu, merah, dan putih.
Batu giok menjadi batu yang paling banyak diminati dalam hal perhiasan. Dengan keunikannya, batu ini dapat diasah dan dibentuk menjadi beragam model. Bahkan menurut catatan sejarah, batu giok adalah satu-satunya jenis batu permata yang diasah dan dibentuk dalam banyak ukuran dan model.