Apa sih Siklus Air itu? Dan Bagaimana Tahapannya?

Air merupakan salah satu senyawa kimia paling penting bagi kehidupan di bumi. Mulai dari manusia hingga tumbuhan, semua membutuhkan air. Kita umumnya menggunakan air untuk minum, mandi, mencuci, dan buang air. Sementara bagi tumbuhan, air dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Kemudian bagi hewan, air digunakan terutama untuk minum.


Pada tulisan kali ini, kita akan membahas mengenai siklus air berserta tahapan-tahapannya. Namun, sebelum membahas lebih jauh mengenai siklus air, ada baiknya kita pahami dulu apa itu air.

 

Apa itu Air?

Semua orang tentu mengenal air. Benda yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup ini, selalu kita temui setiap hari. Bahkan 60 – 70% tubuh kita terdiri atas air. Jadi, dapat dikatakan bahwa air menjadi sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup dan menjadi tanda akan adanya kehidupan.


Secara teknis, air merupakan suatu zat yang tersusun dari unsur kimia hidrogen dan oksigen yang dihubungkan oleh ikatan kovalen. Rumus kimianya adalah H2O. Terdapat sekitar 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil3) air yang tersedia di bumi. Dengan jumlah sebesar itu, air mampu menutupi hampir 71% permukaan bumi. Keberadaan air sebagian besar dapat ditemukan di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es di kutub dan puncak gunung. Air juga dapat ditemukan di tempat-tempat lain seperti sungai, danau, kolam, di dalam tanah, hingga di awan (air hujan).


Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air), dan gas (uap air). Wujud air tersebut bergantung pada suhu. Di bumi, air berwujud cairan dapat kita temukan di sungai dan laut. Air berwujud padat dapat ditemukan di kutub, puncak gunung, atau danau yang membeku. Sementara air berwujud uap (gas) dapat kita temukan di atmosfer.

Pada kondisi normal, air dapat bersifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Kondisi normal ini tercapai ketika air memiliki tekanan 100 kPa (1 bar) dengan suhu 273,15 Kelvin. Pada kondisi tersebut, air dapat melarutkan beberapa unsur senyawa lainnya seperti asam, garam, dan beberapa jenis gas lainnya. Air juga memiliki jenis yang beragam. Tergantung dari unsur senyawa apa saja yang dicampurkan dengan air. Ada air laut yang rasanya asin, dan ada juga air yang rasanya tawar. Di beberapa tempat, seperti di daerah-daerah muara, air memiliki rasa payau.


Keberadaan air sangat berpengaruh bagi kehidupan di bumi. Ia memiliki fungsi dan manfaat yang sangat banyak, antara lain:

·         Air Untuk Minum

Semua makhluk hidup membutuhkan air, termasuk manusia. Tubuh kita yang sebagian besar terdiri atas air, membutuhkan 8 sampai 10 gelas air setiap harinya. Asupan air diperlukan agar tubuh kita terhindar dari dehidrasi. Bagi tubuh, air dapat membantu mengatur suhu tubuh, memproduksi air liur, membantu organisme membuang racun, melancarkan peredaran darah, melancarkan pencernaan, membantu otak berpikir optimal, dan mencegah penyakit.


·         Air Sebagai Pelarut

Air berfungsi sebagai bahan pelarut. Banyak jenis kotoran yang bisa dilarutkan oleh air. Dari fungsi tersebut, air kemudian dimanfaatkan untuk mencuci. Misalnya mencuci tubuh (mandi), lantai, mobil, makanan, dan hewan. Air juga dapat dimanfaatkan untuk melarutkan limbah. Contohnya limbah rumah tangga yang dibawa oleh air melalui saluran pembuangan. Ini dapat kamu lihat dari selokan di sekitar rumahmu.


·         Air Untuk Kesehatan

Menurut para peneliti, air diyakini dapat ikut menyembuhkan berbagai penyakit. Contohnya penyakit jantung, rematik, kerusakan kulit, dan penyakit usus. Kini malah banyak pengobatan alternatif, dilakukan dengan menggunakan media air. Seseorang yang memiliki penyakit rematik misalnya, dapat diobati dengan cara berendam di air panas alami. Dengan berendam, pembuluh darah menjadi lebar dan peredaran darah pun menjadi lancar. Hal ini yang kemudian mencegah kekakuan otot dan menghilangkan rasa nyeri.


·         Air Untuk Berkesenian

Pernahkah kamu memerhatikan sebuah lukisan? Lukisan dapat dibuat dengan menggunakan cat minyak ataupun cat air. Tidak hanya digunakan untuk minum dan mencuci, air juga dapat digunakan untuk melukis. Bahkan saat ini air juga banyak dijadikan objek lukisan.

 

Sumber-Sumber Air

Jika kamu pernah melihat peta dunia, tampak bahwa warna biru mendominasi. Ini menandakan bahwa wilayah perairan jauh lebih besar dibandingkan wilayah daratan. Sebagian besar air di bumi terdapat di laut. Sementara sisanya tersebar di sungai, danau, di dalam tanah, di puncak gunung, dan di wilayah kutub.

Laut

Laut adalah kumpulan air asin yang sangat banyak. Umumnya laut memisahkan pulau dengan pulau, atau benua dengan benua. Adapun laut yang sangat luas disebut juga dengan samudera. Laut di belahan bumi selatan ternyata lebih luas dibanding laut di belahan bumi utara. Hampir 81% wilayah bumi bagian selatan berupa lautan. Sementara hanya 61% wilayah bumi bagian utara yang berupa lautan.


Lautan mengandung sekitar 300 juta mil kubik air cair, yaitu sekitar 97% dari semua air yang berada di bumi. Air asin mengandung lebih dari satu gram/liter padatan terlarut, dan yang paling utama adalah natrium klorida atau garam biasa. Hal ini yang menyebabkan air laut tidak layak dikonsumsi hewan darat, beberapa jenis tumbuhan, ataupun dikonsumsi langsung oleh manusia.

Kadar garam di tiap lautan pun berbeda-beda. Di daerah tropis, kadar garamnya sangat tinggi. Ini karena di daerah tersebut hujan sangat kurang, sementara penguapan tinggi. Contoh laut yang berkadar garam tinggi yaitu Laut Mati, Laut Merah, dan Laut Tengah.

 

Sungai

Wilayah perairan tidak hanya berupa lautan. Di darat pun terdapat wilayah perairan, yang disebut dengan perairan darat. Perairan ini dapat dibentuk oleh alam maupun manusia. Sungai termasuk salah satu perairan darat yang terbentuk secara alamiah.


Sungai terbentuk melalui proses yang panjang. Awalnya turun air hujan di tempat yang tinggi (pegunungan). Air hujan yang jatuh ke bumi, sebagian menguap kembali ke udara. Sementra sebagian lagi ada yang masuk ke dalam tanah, dan ada yang mengalir ke permukaan. Aliran air di permukaan ini kemudian akan berkumpul dan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Aliran air tersebut lama-kelamaan membentuk sungai yang kemudian mengalir ke laut.

Sungai memiliki banyak manfaat di antaranya menjadi sumber pengairan bagi wilayah pertanian, menjadi sumber energi bagi pembangkit listrik tenaga air, menjadi tempat bagi kegiatan tambak ikan, dan menjadi tempat untuk berolahraga.

 

Danau

Danau adalah wilayah perairan yang ada di daratan. Wilayah daratan umumnya berupa cekungan. Di dalamnya terdapat kumpulan air dalam jumlah yang banyak. Bahkan danau yang berukuran luas malah lebih mirip lautan.


Danau terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

·         Danau tektonik, yaitu danau yang cekungannya terbentuk dari lapisan batuan yang mengalami patahan. Patahan tersebut terbentuk dari tenaga endogen.

·         Danau vulkanik, yaitu danau yang cekungannya terbentuk karena letusan gunung berapi. Danau vulkanik disebut juga danau kawah.

·         Danau bendungan, yaitu danau yang cekungannya terbentuk oleh batu-batuan yang berjatuhan dan membendung aliran sungai. Aliran air yang tertahan tersebut kemudian membentuk danau.

·         Danau glasial, yaitu danau yang terbentuk di daerah gletser. Danau ini dulunya merupakan daerah yang dilalui oleh gletser. Setelah kering, wilayah tersebut kemudian terisi air hingga akhirnya terbentuklah danau.

·         Danau dolina, yaitu danau yang terbentuk karena batuan kapur yang dilarutkan oleh air hujan yang banyak mengandung CO2. Danau ini umumnya berupa danau kecil yang bersifat sementara. Danau dolina juga dapat terbentuk karena adanya air di dalam tanah kapur.


Danau memiliki beberapa manfaat, antara lain:

·         mencegah banjir di musim hujan,

·         mencegah kekeringan di musim kemarau,

·         dapat dijadikan sumber pengairan,

·         tempat olahraga air, dan

·         tempat rekreasi.

 

Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat pada pori-pori tanah atau celah-celah tanah. Air tanah terbentuk dari air hujan yang meresap ke dalam tanah. Pada saat hujan, sebagian titik-titik air meresap ke dalam tanah. Air hujan yang masuk itu kemudian menjadi cadangan air tanah.



Tahukah kamu bahwa 98 persen dari semua air daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah. Dua persen sisanya terlihat sebagai air sungai, danau, dan waduk. Sebagian besar air tanah terdapat pada bahan yang jenuh di bawah permukaan tanah. Sementara sisanya yaitu berupa kelembaban tanah.

Air tanah bisa didapat dengan cara membuat sumur atau pompa air. Sumur dibuat dengan cara mengebor tanah dengan pipa besi. Pipa besi tersebut kemudian akan menyedot air tanah dengan bantuan mesin pompa.

 

Gletser

Gletser adalah sebuah bongkahan es besar yang terbentuk di atas permukaan tanah. Es tersebut berasal dari kumpulan endapan salju yang membatu selama kurun waktu yang lama.Gletser biasa disebut juga dengan glasier atau gleyser.


Saat ini sekitar 8% daratan yang ada di bumi tertutup es abadi. Banyak orang mengira bahwa gletser hanya terdapat di daerah kutub. Sebenarnya di daerah sekitar khatulistiwa pun ada gletser. Gletser tersebut umumnya berada di daerah pegunungan tingggi. Pegunungan Himalaya merupakan contoh gunung yang puncaknya selalu ditutup salju abadi. Sementara di Indonesia, Gletser terdapat di puncak Jayawijaya Papua.

 

Siklus Air

Saat kamu pergi ke sungai, pernahkah kamu berpikir mengapa air sungai selalu mengalir, seakan-akan air tersebut tidak pernah habis. Air sungai terus saja mengalir sepanjang waktu. Mengapa bisa demikian?

Air sungai sebenarnya tidak muncul begitu saja. Air tersebut berasal dari mata air. Sementara mata air berasal dari air hujan yang diserap tanah. Jadi, ternyata air selalu berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Inilah yang kita kenal sebagai Siklus Air.



Siklus air adalah rangkaian perpindahan air dari satu tempat ke tempat lain.Semuanya terjadi secara alamiah. Untuk mempelajari mengenai siklus air, mari kita awali dari air yang ada di laut.

1.       Menguapnya Air Laut

Pertama-tama, air yang ada di muka bumi menguap karena panas matahari. Kejadian ini disebut juga dengan penguapan atau evaporasi. Sebagian besar uap air yang menguap ke udara memang berasal dari laut.


Saat proses penguapan, air laut sedikit berkurang secara berangsur-angsur. Melalui proses ini, sebagian air laut kemudian berubah menjadi uap air yang naik ke udara. Sambil naik ke udara, uap air mengalami kondensasi (pengembunan). Kondensasi adalah proses perubahan uap air menjadi tetesan air. Nah, tetesan air inilah yang kemudian berkumpul dan membentuk awan.

Saat uap air berada di udara, molekul air akan mengambil sebagian panas di udara. Akibatnya, suhu atau temperatur atmosfer menjadi sedikit turun. Dengan turunnya suhu atmosfer, maka uap air dapat didinginkan menjadi cairan.


Proses kondensasi tidak hanya bisa mengubah uap air menjadi tetesan air. Di daerah kutub, uap air justru sebagian besar diubah menjadi salju. Ini biasa disebut dengan proses sublimasi atau pengendapan.

 

2.       Proses Terjadinya Hujan

Terbentuknya awan dalam jumlah besar menandakan akan turun hujan. Hujan akan turun ketika atmosfer mengalami kejenuhan. Udara menjadi jenuh melalui dua proses, yaitu pendinginan dan penambahan uap air. Akibat atmosfer yang telah jenuh, air kemudian terkondensasi dan keluar dari awan tersebut. Akhirnya terjadilah hujan.


Zat yang mencapai permukaan bumi dapat menjadi beberapa bentuk. Ada yang berupa hujan air, hujan salju, dan hujan es. Namun ada pula air yang tidak mencapai permukaan bumi. Hal ini terjadi karena air yang pada mulanya jatuh ke bumi, tetapi menguap sebelum mencapai permukaan.

Hujan adalah salah satu komponen utama dalam siklus air. Air hujan yang turun ke bumi merupakan sumber utama air tawar di planet ini. Diperkirakan sekitar 505.000 km3 air jatuh sebagai air hujan setiap tahunnya. Sebagian besar di antaranya jatuh di lautan.

 

3.       Turunnya Air Hujan

Hujan yang turun ke bumi jatuh dalam bentuk air, salju, es, serta embun atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi, sebagian air hujan ada yang kembali menguap ke atas. Sementara sebagian lagi ada yang mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus air terus berlanjut dalam 3 cara, yaitu:

·         Menguapnya kembali air hujan

Air hujan yang jatuh di darat, laut, sungai, danau, tanaman, dan sebagainya. Beberapa di antaranya menguap kembali ke udara menjadi awan. Pada keadaan jenuh, uap air di awan tersebut akan berubah menjadi bintik-bintik air. Proses ini berlangsung terus-menerus.

·         Masuknya air hujan ke dalam tanah

Ai hujan yang turun ke bumi ada yang masuk ke dalam tanah. Air ini bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah. Suatu saat air akan berkumpul di bagian muka air tanah. Pada bagian tersebut, air bisa didapatkan dengan cara menggali sumur atau membuat sumur bor.

·         Air hujan yang mengalir di permukaan

Tidak semua air hujan terserap oleh tanah. Ada juga air yang bergerak di atas permukaan tanah. Air yang demikian disebut juga air permukaan. Air permukaan secara umum terbagi dua, yaitu air yang mengalir dan air yang tergenang. Contoh air yang mengalir yaitu sungai. Sementara contoh air yang tergenang yaitu danau, waduk, dan rawa.



4.       Aliran Sungai Menuju Laut

Proses perjalanan air dalam pembahasan kita kali ini akan berakhir di laut. Jadi, semua sungai yang ada di darat akan berakhir ke laut. Air akan mengalir ke laut melalui muara sungai. Setelah sampai di laut, air akan menguap kembali membentuk awan. Begitupun seterusnya.


Semua proses perjalanan air ini berjalan secara berulang-ulang dan terus-menerus. Adapun proses perjalanan air itu sendiri kita kenal sebagai siklus air. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap. Namun yang berubah hanya wujud dan tempatnya saja.

Cepy Suherman

Seorang pengajar ekonomi yang sedang mendalami dunia investasi pasar modal

Post a Comment

Previous Post Next Post