Mengenal Tanaman Alfalfa

Mungkin masih banyak masyarakat Indonesia yang masih asing dengan tanaman alfalfa. Tanaman yang banyak tumbuh di luar negeri ini (khususnya kawasan subtropik), dinilai istimewa karena kekayaan nutrisi dan memiliki banyak kegunaan. Namun, belakangan ini manfaat tanaman alfalfa bagi kesehatan tubuh manusia sudah semakin dikenal. Kamu sendiri apakah pernah mendengar tentang tumbuhan alfalfa ini?

Seperti Apa Tumbuhan Alfalfa itu?

Nama “Alfalfa” berasal dari bahasa Arab Al-fasfasah, yang berarti Bapak. Pemberian nama alfalfa sendiri dikarenakan begitu kayanya kandungan nutrisi pada tanaman ini. Bangsa Arab bahkan menjuluki tanaman ini sebagai “Bapak dari semua makanan” (Father of all foods). Selain itu, alfalfa juga kerap dijuluki sebagai “Raja Tanaman”.

Alfalfa (medicago sativa) adalah tanaman berbunga yang termasuk keluarga kacang polong fabaceae. Suku polong-polongan atau fabaceae merupakan salah satu tumbuhan dikotil yang terpenting dan terbesar. Hampir semua bagian tanamannya bisa dimanfaatkan, mulai dari biji, buah (polong), bunga, kulit kayu, batang, daun, hingga akarnya. Semua tumbuhan anggota suku ini memiliki kesamaan yang jelas, yaitu buahnya berupa polong.

Fabaceae dikenal juga dengan nama leguminosase. Dalam dunia pertanian, tumbuhan anggota suku ini seringkali disebut sebagai tanaman legum (legume). Legum adalah tumbuhan perdu yang berkeping ganda, berbuah polong, menghasilkan mineral, serta akarnya mengandung campuran nitrogen dan bakteri. Bahan makanan, minuman, bumbu masak, zat pewarna, pupuk hijau, pakan ternak, bahan pengobatan, hingga racun bisa dihasilkan oleh anggota suku tumbuhan ini.

Dari sekian banyak anggota suku fabaceae, alfalfa termasuk tumbuhan yang cukup penting. Alfalfa dikenal juga dengan nama buffalo herb, chilean clover, purple medic, lucerne, atau leguminosase. Di Inggris, Australia, dan Selandia Baru, alfalfa dikenal sebagai lucerne. Sementara di Asia Selatan, alfalfa lebih dikenal sebagai tanaman rumput-rumputan. Berikut ini klasifikasi tumbuhan alfalfa secara botani.


Tanaman alfalfa ini termasuk golongan perdu dengan bunga majemuk berwarna ungu bergerombol. Alfalfa awalnya sebagai makanan ternak seperti sapi dan kuda. Orang Arab meyakini bahwa dengan memberikan alfalfa pada kuda, membuat mereka menjadi lebih cepat dan kuat.

Bentuk Tanaman Alfalfa

Di masa sekarang, tanaman alfalfa bisa ditemukan di banyak negara. Mulai dari Australia, Afrika Selatan, Timur Tengah, India, sampai Indonesia terdapat perkebunan-perkebunan alfalfa. Tidak hanya sebagai sumber nutrisi, alfalfa juga ternyata banyak dijadikan tanaman hias. Tanaman ini diminati terutama karena kecantikannya. Berikut ini adalah karakteristik tumbuhan alfalfa.

1.       Sistem Akar

Tumbuhan alfalfa memiliki akar yang panjang, tebal, dan tidak banyak bercabang. Akarnya menancap kuat hingga kedalaman 4,5 meter. Keunggulan itulah yang menyebabkan alfalfa mampu bertahan hidup, sekalipun terjadi kekeringan.


Di Timur Tengah, pohon alfalfa ditanam untuk mencegah erosi. Dengan akarnya yang panjang dan liat, alfalfa mampu menghentikan pengikisan tanah oleh air. Meski akarnya panjang, tinggi tanaman ini hanya mencapai 1 – 2 meter hingga berumur 12 tahun.

 

2.       Batang

Alfalfa mempunyai batang berkayu dan berkulit keras. Jika dilihat dari kejauhan, tanaman ini lebih mirip jerami. Di setiap batang biasanya muncul bunga dan batang baru atau pucuk. Batang baru ini sangat mudah tumbuh, yaitu setiap empat sampai enam minggu selama musim pertumbuhan. Itulah mengapa alfalfa sangat produktif, sehingga bisa dipanen beberapa kali dalam setahun.

 

3.       Daun

Daun alfalfa mirip daun mawar. Bentuk daunnya lonjong dan sedikit bergerigi di bagian sisi-sisinya. Daun ini mudah mengering terutama jika terkena panas terik terus-menerus. Kandungan air yang terdapat pada daun bisa menguap 40% hingga 50%. 

 

4.       Bunga

Alfalfa memiliki bunga berwarna ungu muda atau biru. Bunganya bertipe kupu-kupu, khas dengan mahkota bunganya. Tanaman alfalfa berbunga sekitar bulan Juni sampai Agustus. Bunga selanjutnya berkembang menjadi buah yang berisi biji alfalfa.


Bunga alfalfa berbentuk seperti anggrek dengan tampilan menarik. Pada saat masih kuncup, mahkota bunganya menghadap ke atas. Ketika mekar, bunga merekah menutupi kelopaknya. Melihat penampilannya yang anggun, alfalfa cocok ditanam dalam pot sebagai tanaman hias. Bunga alfalfa juga dapat diletakkan di dalam rumah sebagai penghias teras.

 

Kandungan Gizi dan Manfaat Alfalfa

Alfalfa dikenal sebagai salah satu tumbuhan dengan kandungan gizi tinggi, antara lain serat, protein, karbohidrat, vitamin (vitamin K, C, B1, B2, dan B9), dan mineral (tembaga, mangan, magnesium, dan zat besi). Selain itu, kecambah tanaman ini juga rendah kalori. Dalam 1 mangkuk kecil atau sekitar 30 gram kecambah segar alfalfa hanya terkandung 8 kalori.

Alfalfa juga mengandung lebih dari seratus komponen bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu komponen paling dominan adalah saponin glukosa. Komponan saponin pada alfalfa mencapai 2 – 3 persen. Penelitian pada hewan percobaan, menunjukkan saponin dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah. Sayangnya, saponin juga memiliki efek negatif, yaitu mengganggu metabolisme vitramin E.


Sejak abad ke-6, alfalfa telah digunakan oleh bangsa Cina untuk mengobati batu ginjal dan kembung. Di Eropa, alfalfa dikenal sebagai “obat rakyat” yang sangat baik untuk memperlancar buang air kecil. Tanaman alfalfa juga dianggap sebagai ramuan yang sangat bermanfaat dan digunakan untuk menambah nafsu makan, mengurangi reaksi alergi tertentu, dan membantu pencernaan yang buruk.

Beragam manfaat lain yang bisa kita peroleh jika mengonsumsi tanaman alfalfa antara lain:

·         menurunkan kadar kolesterol,

·         menurunkan risiko diabetes,

·         meredakan gejala menopause,

·         melawan radikal bebas berlebih,

·         meredakan gejala radang sendi, dan

·         meningkatkan produksi ASI.

Saat ini alfalfa banyak tersedia dalam bentuk suplemen. Di Amerika dan Australia, bagian daun yang masih muda biasa dikonsumsi sebagai salah satu bahan salad. Di Cina, alfalfa biasanya direbus dan digunakan sebagai obat herbal. Selain itu, alfalfa juga sering dibuat jus dan digunakan dalam sup.


Meskipun alfalfa mempunyai khasiat yang cukup baik, konsumsi alfalfa oleh manusia harus dibatasi karena kandungan serat yang sangat tinggi. Daun alfalfa yang sudah dikeringkan digunakan sebagai suplemen dalam bentuk tablet, bubuk, dan teh. Untuk membuat minuman dari daun kering alfalfa juga cukup mudah. Caranya seperti menyeduh teh. Selain daun alfalfa, biji tanaman ini juga dapat dikonsumsi.

Cepy Suherman

Seorang pengajar ekonomi yang sedang mendalami dunia investasi pasar modal

Post a Comment

Previous Post Next Post